Sunday, April 16, 2006

Anak


Apakah artinya anak bagi anda?
Seorang teman ketika berobat untuk memiliki anak menangis di depan dokternya karena setelah segala usaha, keinginan untuk memiliki anak sendiri tidak berhasil.
Seorang sahabat dekat saya di kantor selama bertahun-tahun tidak bersedia lagi membalas telpon dan makan siang bersama, bahkan menjauhkan diri sejak tahu saya akan memiliki anak, dan tidak bersedia menjenguk seorang teman pun yang baru melahirkan, karena ia tidak dapat memiliki anak meskipun telah berusaha dengan segala cara.
Persahabatan yang saya kira cukup berarti, ternyata tidak cukup kuat untuk mengatasi rasa marah dan iri karena tidak dianugerahi anak. Demikianlah betapa besarnya arti seorang anak. Benarkah? Ataukah kesedihan tidak memiliki anak juga didukung oleh lingkungan kita yang turut menambah beban mereka dengan terus menerus menanyakan hal tersebut (a.l menjadi topik favorit tayangan infotainment) dan menganggapnya sebagai sebuah kekurangan yang sangat, betapapun berhasilnya seseorang di bidang lainnya? Tidak dapat dipungkiri, masyarakat kita masih seperti itu, dan tidak semua orang sanggup menghadapi lingkungan yang menekan seperti itu setiap hari.
Tanyakanlah setiap perempuan yang sukses, 99% akan menjawab bahwa saat paling membahagiakan dalam hidup mereka adalah saat ketika melahirkan dan memiliki anak, apalagi yang pertama. Bukan ketika mereka lulus pendidikan tertinggi, mendapatkan promosi yang susah payah diperjuangkan, atau mendapatkan penghargaan atas prestasinya. Padahal setiap saat perempuan paling miskin dan tidak berpendidikan sekalipun dapat melahirkan anak tanpa henti, bahkan membunuh, membuang atau melemparkannya begitu saja di jalanan jika tidak dapat memberi makan atau pendidikan. Tapi memiliki anak tetap dianggap sesuatu yang sangat istimewa, yang tanpanya dapat membuat segala keberuntungan dan keberhasilan yang diperoleh menjadi tak berarti. Tidak memiliki anak dapat membuat seseorang ditimpa depresi dan marah kepada dunia dan setiap orang yang memiliki anak. Haruskah demikian?
Steven Pinker, seorang psikolog evolusioner terkemuka tidak bersedia memiliki anak, karena menganggap manusia hanya kendaraan bagi gen yang egois untuk membiakkan diri. Menuruti kehendak gen yang selalu mencari dan mengoptimalkan tubuh manusia yang ditempatinya untuk tujuan utamanya berkembang biak sebanyak-banyaknya sama saja dengan tunduk dan menjadi budaknya. Namun pendapat ini hanya bisa muncul dari seorang ilmuwan yang telah sungguh-sungguh menghayati teori evolusi.
Biologist Richard Dawkins, yang memahami bahwa bagi sebagian besar orang memiliki anak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan imortalitas yang sangat didambakan, menyatakan bahwa anak bukanlah hal terbaik untuk mendapatkan imortalitas. Setelah tiga generasi, mereka tidak akan mengingat anda lagi. Namun apabila anda dapat menyumbangkan sesuatu bagi dunia, seperti memperkaya seni, kebudayaan, sains atau apapun yang dapat membuat anda tetap dikenang setelah tiada, itu lebih berharga daripada memiliki keturunan. Ya, apalagi jika ternyata anak yang sangat anda dambakan tersebut tidak sesuai dengan harapan.
Saya melihat banyak orang yang di masa tua dikecewakan dan disusahkan oleh anak-anak yang begitu mereka harapkan di waktu kecilnya, sehingga mereka memberi nasihat kepada mereka yang sedih karena tidak memiliki anak,"Memiliki anak adalah seperti sebuah lotere, kita tidak tahu persis bagaimana hasil akhirnya, meskipun kita telah berusaha sebaik mungkin sewaktu mereka kecil. Jika tidak menang lotere, tidak memiliki anak adalah lebih baik".
We can't get everything we want, that's life! Some people have everything very easily, others get so little 'though have tried very hard all their life. We can't say anything about fairness here. The nature of the world does not understand or know that term.

2 comments:

Anonymous said...

Ana Urid
Anta Turid
Wallahu yaf'alu ma yurid

Aku Ingin
Kamu Ingin
dan Allah Ingin apa yang Ia Inginkan

Anonymous said...

tidak ada yg kita punyai di dunia ini. baik secara fisik maupun non fisik. Kalau anda mempunyai kemampuan yang benar tentunya anda dapat memprediksi dengan tepat apa yang akan anda dapatkan. Bagaimana manusia dengan segala kekurangannya mencoba membuat rancangan yang sempurna untuk dirinya. Hanya dengan keyakinan bahwa,dengan petunjuk yang Maha Penciptalah manusia dapat mendekati kesempurnaan kemanusiaannya sesuai dengan yang digariskan-Nya